15 Menit Pertama Untuk Satu Tagihan

September 22, 2014 at 3:23 p | Posted in lucu | 13 Comments

image

   Bibirku, ku usap dengan lidah yang sepat bekas asap rokok yang kuhirup untuk menghilangkan anyir sperma yang baru saja ku telan.
Lidahku menjalar mengusap bibir bagian atas lalu ke bagian bawah, lalu mempertemukan keduanya. Masih bisa kucium bekas aroma selangkangan laki-laki yang baru saja kupuaskan.

   Ia tergulai lemas setelah mencium keningku. Kutinggalkan saja ia ke kamar mandi, membersihkan semua sisa-sisa yg tertinggal di tubuhku. Aku bahkan tak suka bau vaginaku sendiri. Keputihan sisa menstruasi yang baru saja tuntas, membuatku enggan bercinta.

   Kupeluk kekasihku yang berkumis tebal berbadan tambun. Perutnya lebih mirip adonan kue yang baru saja diuleni. Aku suka menyentuhnya dengan ujung jariku, lalu melepas, menyentuhnya lagi, dan melepas lagi. Perutnya akan bergerak-gerak layaknya jeli. Aku akan terkekeh-kekeh melihatnya.

   Aku tak pernah suka bau mulut laki-laki. Tak pernah kucium yang wangi. Aku benci berciuman bibir. Ia tau, kekasihku yang berkumis tebal dan berbadan tambun itu tahu, bahwa aku tak suka mencium bibirnya. Ia mencium tanganku mesra, sambil mengeluarkan kata-kata rayuan cinta. Aku muak tapi tersenyum. Aku hapal semua yang ia katakan.

   Tapi cinta bukan lagi tentang bagaimana merasa, melainkan bagaimana menata. Selama ia dapatkan vagina, ia akan tetap cinta. Dan selama ada tagihan yang harus kubayar setiap bulannya, aku akan selalu cinta dia. Sungguh cinta yang mulia. Memberi dan menerima.

   Banyak yang membenciku karena memiliki kekasih berkumis tebal dan berbadan tambun, menurut mereka, aku hanya mau uangnya saja. Persetan dengan mereka, kekasihku pun hanya mau vaginaku saja. Apa menurut mereka uang lebih berharga daripada vagina? Hingga aku saja yang mereka hina?

    Aku mengusap bibirku dengan lidah yang masih sepat. Membasahi setiap permukaannya dengan ludah. Rambutku kembali terikat, dan wajahku kembali terbenam. Bulan ini tagihan membengkak.

13 Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. “Sungguh cinta yang mulia. Memberi dan menerima.”
    Begitu saja.

  2. Nice plot…

  3. judulnya bisa lebih connect nih hihihihihi~

  4. saya suka ilustrasinya #halagh

  5. artikel yang mbak ulan tulis tidak panjang tapi bila para pembaca memberikan komen dan argumen dari masing orang akan dimaknai bergam

  6. artikel yang di publikasikan tidak panjang namun pembaca akan beragam dalam menangkap pesan yg di sampikan oleh ulan lewat artikel ini.. good job mbak ulan..
    statemenku adalah” fulgar, jelas, dan banyak makna utk hal ini ada sesosok wanita yang gila dengan mabisi kehidupannya, dia butuh orang yg bisa menopangnya dengan embel2 cinta

  7. awal2 baca tak kirain artikel bokep 😀

  8. wahhh gokill nihhh, thanks boss

  9. nimat, sunguh sajian realitas dlm bentuk cerita jaman skrg. erotis, fulgar bahkan nyeleneh namun setiap paragraf cerita melahirkan perenungan hakikat tentang cinta. seperti katanya (Tapi cinta bukan lagi tentang bagaimana merasa, melainkan bagaimana menata).

  10. Di pikir apa XD

  11. wouww…

  12. Foto ilustrasinya sungguh membuat multitafsir ya, hahaha


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.

%d bloggers like this: