Jakarta Satu Kata
April 20, 2014 at 3:23 p | Posted in lucu | 11 CommentsBerdasarkan pengetahuan dan pengalaman, apa yang terlintas dalam pikiran, jika anda merangkum kota Jakarta dalam satu kata? Apakah pikiran anda memutar memori menyenangkan tentang kota ini? Atau mengingatkan pada kenangan buruk?
Jakarta adalah daerah khusus ibu kota, yang berpenduduk 9,7 juta jiwa di tahun 2012. Menjadikan kota Jakarta sebagai kota terpadat di Indonesia. Sebagian besar kepadatan disumbang oleh pendatang dari berbagai daerah bahkan negara. Jika kita bandingkan 69 tahun yang lalu, saat Indonesia merdeka, penduduk Jakarta hanya 600 ribu jiwa, lalu meningkat 3 kali lipat dalam waktu hanya 5 tahun menjadi 1,7 juta jiwa di tahun 1950.
Mengapa Jakarta? Mengapa pendatang dari berbagai daerah di Indonesia tertarik untuk datang ke kota Jakarta? Sementara, dari hastag #JakartaSatuKata yang saya mainkan pada hari jumat tgl 18 April lalu, membuktikan bahwa banyak sekali kata yang tidak menyenangkan tentang kota ini.
Berikut dua contoh twitter dengan hastag #JakartaSatuKata dan #InfoJakarta :
Dari dua tanggapan twitter saya diatas, Jakarta Dapat disimpulkan. seperti itulah keadaan Jakarta, sebagaimana nara sumber lainnya juga mendukung pernyataan bahwa Jakarta merupakan kota yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik secara materil.
selain survey kecil di twitter, saya juga berkesempatan menanyakan langsung pada para pendatang yang memutuskan untuk menetap di Jakarta.
“Jakarta itu soal orang-orang di dalamnya.”
Andi Fachri @andiFa (Single 29 tahun)
Finance Analist.
Asal kota Semarang. Di Jakarta sudah 3 tahun. Memilih Jakarta sebagai kota perantauan karena karir yang dipilih, hanya tersedia di Jakarta.
“Jakarta macet, sih. Tapi melatih kesabaran. Bagi saya, Jakarta adalah Melting Pot kehidupan”
Lukman Simba @lukmansimbah (Single 31 tahun)
Life Recorder, Urban planner cum social activist
Asal kota Surabaya. Di Jakarta sudah 1 tahun. Memilih Jakarta sebagai kota perantauan karena oportunity yang ditawarkan kota ini lebih banyak dari kota asal.
Jakarta memang tidak bisa dirangkum dengan hanya satu kata. Mengingat begitu banyak hal di dalamnya. Jakarta juga bukan kota yang ramah untuk para pendatang maupun penduduknya sendiri. Namun, Jakarta menjanjikan lebih banyak hal dibanding kota lain di Indonesia. Meski Jakarta punya sisi gelap disetiap ceritanya, Jakarta tak pernah kehilangan pesona bagi siapa saja. Bagaimana Jakarta anda?
4 Kota 4 cinta
February 18, 2014 at 3:23 p | Posted in lucu | 13 CommentsSurabaya
Surabaya saya anggap sebagai kota saya. bukan tempat lahir, tapi tempat saya belajar dewasa. Orang tua saya memang berasal dari Jawa Timur, tapi seumur hidup saya, saya ke Jawa Timur untuk merantau. Tahun 1997 saya datang ke kota ini untuk melanjutkan kuliah. Sementara orang tua saya tinggal di Binjai. Sebuah kota kecil bersebelahan dengan Medan Sumatra Utara. Saya berada di Surabaya sekitar 12 tahun, kalau saya tidak salah hitung.
Surabaya kota yang relatif menyenangkan. Terutama orang-orangnya. Karakter Jawa Timur yang terkenal keras dibanding Jawa lainnya, mungkin mempengaruhi warga Surabaya untuk lebih terbuka. Bicara apa adanya, sedikit menyimpan dendam, dan masih ada kesopanan pada sesama, dan yang tua.
Coba saja nilai bagaimana karakter warganya dari cara mereka berlalu lintas. Surabaya bahkan jadi daerah percontohan untuk masalah lalu lintas. Mulai dari sosialisasi Sabuk Pengaman, Helm, sampai Kanallisasi. Kemacetan memang kerap terjadi, terutama pada jam-jam pergi dan pulang kerja, weekend panjang, apalagi malam tahun baru. Diluar itu, jalanan cukup bersahabat. Mencari jalan tidak terlalu sulit, karena tidak terlalu banyak jalan layang dan tidak terlalu susah memutar jika salah jalan.
Medan
Lalu saya pindah ke kota ini. Kota yang seharusnya sudah familiar karena orang tua saya tinggal bersebelahan dengan Medan. tapi kenyataannya tidak. Saya merasa asing sekali di kota ini. yang saya lakukan di kota ini kalau keluar rumah, cuma ke tempat orang tua saya yang jaraknya sekitar 30 kilo, lalu sorenya kembali lagi. Itu saya lakukan seminggu 4 sampai 5 kali. Selain itu, saya tidak keluar rumah.
Yang menyeramkan dari kota ini buat saya adalah karakter warganya dan keadaan jalannya. Saya memang menilai karakter warga suatu kota dari lalu lintasnya. Jadi anda bantu saya menilai ini; Jalanan memang sempit, Volume mobil tidak sebanyak di surabaya, tapi sering sekali macet. bukan karena volume kendaraan, tapi karena mobil, angkot, sepeda motor yang berhenti, parkir, putar balik seenaknya. Lampu merah nyaris tidak ada gunanya.
Anak muda yang ugal-ugalan mengendarai sepeda motor terpampang jelas di mana-mana. Helm cuma syarat menghindari polisi. knalpot sepeda motor bisingnya memalukan. dan kaca spion? menurut mereka cuma pecundang yang pakai kaca spion. Rambu-rambu cuma hiasan. Melawan arus di kota ini bukan cuma dilakukan pengendara sepeda motor, truk juga sering melawan arus, saya serius. Seorang ibu bilang ke saya “kalau berhasil nyetir di Medan, berhasil nyetri di mana aja” saya setuju untuk yang satu ini. cukup satu tahun saya di kota ini, dan berusaha tidak kembali meski dekat dengan orang tua.
Denpasar
Meski cuma dua tahun di kota ini, saya merasa akan kembali ke kota ini suatu hari nanti. saya suka kota ini karena keseimbangannya. Ada sisi gemerlap dari kota ini yang tidak pernah tidur. Ada juga sisi sepi. Ada hedonis, ada Agamis. Ada kecanggihan modern dan budaya yang terjaga. Ada Mall yang megah, ada Sungai, gunung, dan sawah. Apalagi pantainya yang ada di mana-mana. Ada tempat-tempat indah buatan manusia yang membuat saya menganga, ada keindahan alam buatan Tuhan yang buat saya tercengang. Sungguh keseimbangan yang susah saya cari di kota lain.
Selain itu hanya di kota ini saya mendapati “Nyepi”. Meski saya tidak merayakan hari raya Nyepi, saya lebih suka berada di Kota ini. Masa-masa ini berharga sekali buat saya, karena di manapun saya berada nanti, saya tidak akan menemukan suasana sepi seperti ini. Sepi yang benar-benar sepi.
Untuk karakter warganya yang saya nilai melalui lalu lintasnya, memang tidak sebaik Surabaya, tapi pemakluman saya masih menoleransi kesalahan-kesalahan yang saya temukan di jalan. kota ini memenuhi semua prasyarat untuk saya tinggali. hingga saya berusaha untuk kembali.
Jakarta
And now here i am. Siapa yang tak kenal Jakarta. kota ini kota kelahiran saya, dan saya seperti anak yang durhaka pada ibunya. Saya selalu menghindari kota ini. Otak saya bergerak terlalu lambat, tubuh saya merespon lambat sementara kota ini bergerak terlalu cepat. kota ini memang menawarkan kesempatan-kesempatan yang tidak ditawarkan kota lain. fasilitas-fasilitas lengkap di sini.
Karakter penduduknya? hahaha…
Tawa
January 5, 2014 at 3:23 p | Posted in lucu | 10 CommentsSeorang lelaki lusuh membawa sekantong belanjaan, berhenti di sebuah rumah kayu yang terbakar hampir habis.
Pemadam kebakaran berusaha menghentikan kobaran api, agar rumah sekitar tidak ikut terbakar. Berhasil. Tapi rumah kayu itu habis terbakar.
Lelaki lusuh itu lalu tertawa terpingkal-pingkal.
Suara tawanya mengundang heran orang2 di sekitar.
Selain heran, orang orang mulai berbisik bisik
“Dasar setan!”
“Dasar nggak punya perasaan!”
“Dasar nggak punya empati!”
Laki laki itu tetap tertawa sambil memegang perutnya, ia tertawa geli sekali.
Lalu ia didatangi seorang pemadam kebakaran
“Pak, apa yang lucu dari kebakaran rumah? Apa bapak tidak bersimpati dengan korban? Pikirkan perasaan mereka, jika ingin tertawa, tertawalah di tempat lain”
Lelaki itu berusaha bicara dengan sisa sisa tawanya dan tangan masih memeluk perutnya
“Itu rumah saya, dan semua yg saya punya ada di dalamnya”
Ia kembali tertawa.
Sesampah
July 30, 2013 at 3:23 p | Posted in lucu | 9 CommentsSelama bulan puasa, sehabis subuh saya sering jalan-jalan ke pantai bersama teman hewan saya. Pantai yang sering saya kunjungi, dinamai Sindhu. Letaknya bersebelahan dengan pantai Sanur. Pantai tempat menikmati matahari terbit.
Setiap pagi, saya mengamati di sepanjang bibir pantai akan ada orang-orang petugas kebersihan berseragam hijau yang sedang membersihkan bibir pantai. Sampah-sampah digaruk oleh satu orang, menjadi tumpukan-tumpukan kecil. Lalu seorang lainnya menggali pasir menggunakan cangkul, dan mengubur sampah-sampah organik. Sementara orang lainnya mengumpulkan sampah plastik dalam karung, dan membawanya ke truck yang menunggu di pintu masuk.
Sepulang dari pantai, di perjalanan, saya juga bertemu dengan petugas kebersihan lain yang juga berseragam, sedang membersihkan selokan-selokan besar. Mereka menggunakan arit yang diikat pada bambu panjang, dan garukan. Sampah yang susah terburai akan di cacah menjadi kecil.
Kita semua tau, ketidakpuasan kita pada pemerintah, dikarenakan mereka lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan ketimbang kepentingan rakyat banyak. Tapi dari sisi kecil ini, saya melihat, kita masyarakat lah yang egois.
Pantai itu dibersihkan setiap pagi, begitu juga selokan besar itu. Tapi sampah tidak pernah berkurang dari hari ke hari. Pada sore hari, sampah di pantai jadi banyak sekali. Menurut anda, siapa yang membuat sampah itu kembali banyak? Pemerintah kah? Menurut saya, bisa jadi. Karena kurangnya fasilitas tempat sampah.
Bukankah saya harus membela rakyat kecil? Jadi walaupun saya tau, pengunjung yang datang, yang saya yakin sebagian besar bukan pemerintah, yang membuang sampah sembarangan, Saya akan tetap membela mereka. Walau mereka bertindak bodoh. Begitulah.
Perihal yang sama juga terjadi dengan selokan itu. Ada penyedia jasa pengangkat sampah, yang setiap, dua atau tiga hari sekali akan datang mengangkat sampah anda di rumah. Anda tinggal mengumpulkannya, masukkan dalam kantong plastik atau kardus, lalu mereka akan mengambil sampah tersebut. Tidak perduli anda memisahkan sampah basah dan kering, tajam atau tidak, berbahan kimia atau tidak, mereka akan tetap mengangkutnya. Sebagai imbalan, untuk daerah dekat selokan itu, anda harus membayar 35.000 per bulan. Yg artinya sehari tidak sampai 1200 rupiah.
Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Banyak yang memilih membuang sampah itu di mana saja. Yang di pantai seenaknya meninggalkan sampah mereka. Yang di rumah, memilih membuang sampah ke selokan daripada membayar bulanan.
Ironisnya, setiap banjir datang, kita juga mencari kambing hitam. Pemerintah dulunya juga rakyat, bukan? Lalu datang dari mana sifat egois mereka?
Satu Langkah Saja
June 13, 2013 at 3:23 p | Posted in lucu | 9 CommentsAda hal-hal besar di semesta ini yang tak mampu tangan kita sentuh.
Ada hal-hal besar di dunia ini yang telah rusak, yang tak mampu kita perbaiki.
Ada tangan-tangan yang lebih besar bahkan dari seluruh tubuh kita, yang telah merusak bumi kita.
Kita takut
Kita kecil
Kita lemah
Kita tiada daya
Kita terjungkal dengan satu sentil
Aku punya mimpi, beribu tawon datang menyengat tanganku.
Biar sakitnya tak terperi.
Asalkan tanganku lebih besar lagi.
Agar bisa kujungkal mesin-mesin
Agar berhenti memperkosa ibu.
Ketika ku bangun, aku menangis.
Tanganku tetap kecil, dan ibu masih dikejami.
Luka ibu menganga terkoyak tangan raksasa.
Tangan kecilku menjahit sulam demi sulam kecil.
Menutup luka ibu yang telah menganga maha besar.
Mungkin jika ku telah tua dan siap tiada, luka itu pun akan tetap maha.
Tak apa, setidaknya tanganku meringankan sedikit saja.
Adakah Kita
May 15, 2013 at 3:23 p | Posted in lucu | 4 CommentsMau kah kau terima cintaku?
Tapi, ini hanya cinta yang biasa saja.
Ini mungkin tidak sesuai dengan cinta yang kau bayangkan.
Mungkin tidak membawamu terbang melayang.
Maukah kau menjadi kekasihku?
Tapi, ada kemungkinan suatu hari nanti aku akan bosan denganmu.
Ada juga kemungkinan aku tertarik dengan orang lain.
Ada juga kemungkinan aku tidak setia.
Ada lagi kemungkinan aku tidak terus menarik.
Maukah kau menggandeng tanganku?
Walau ditengah jalan ada kemungkinan aku melepasnya?
Atau aku lelah dan ingin berhenti saja.
Atau aku ingin menggandeng tangan yang lain.
Mau kah kau mendampingiku?
Meski semua kemungkinan buruk akan terjadi?
Meski cintaku tak selalu tanpa alasan?
Meski aku tak menjanjikan kau bahagia?
Maukah kau jika aku hanya aku?
Sepak Bola
May 12, 2013 at 3:23 p | Posted in lucu | 4 CommentsSuatu hari saya mendengar seorang pemuka agama mengatakan “apapun yang lebih banyak menimbulkan kerusakan daripada manfaat, maka haram hukumnya.”
Kalau hal ini terjadi pada sepak bola bagaimana?
Anda rela?
Maria
April 22, 2013 at 3:23 p | Posted in lucu | 7 CommentsAkulah perempuan suci dan terhina
Akulah perawan beranak lelaki
Aku dihina dan dipuja
Aku di fitnah dan dipercaya
Akulah bunda dan anak perempuan
Akulah anggun dan darah pada ujung pedang.
Aku menabur cinta kasih tak urung menuai benci.
Akulah perempuan dibalik anak lelaki yang tak pernah terlupa.
Taman Kecil di Depan Rumah
April 22, 2013 at 3:23 p | Posted in lucu | 9 CommentsSaya punya taman kecil di belakang dan di depan rumah.
Jika anda melihatnya sekarang, anda akan berkata “taman? Mana? Semak belukar begini.”
Iya. Taman itu seharusnya indah. Tapi taman di depan rumah saya tidak pernah indah.
Setelah direnungkan sebentar, saya sadar. Taman dan rumah saya adalah gambaran jelas diri saya.
Rumah saya hampir selalu bersih, hampir selalu harum, dan hampir tidak berdebu.
Tapi jauh berbeda dengan taman di depan rumah saya. Begitu tak terurus, begitu tinggi rumputnya, dan begitu tidak jelas bentuk tumbuhannya.
Saya pun sepertinya begitu. Saya sibuk memperbaiki hati, memperbaiki otak, memperbaiki sikap, memperbaiki sifat.
Tapi saya malas membenahi tampilan luar saya. Kemasan saya serampangan, tidak terurus dan tidak jelas bentuknya.
Jelas ini tidak baik. Keduanya seharusnya selaras.
Jika di dalam bersih, seharusnya di luar juga terawat.
Perjalanan masih panjang (mungkin).
Membenahi diri tidak selayaknya satu bagian saja.
Saya harap masih sempat untuk memperbaiki taman kecil di depan rumah saya.
Create a free website or blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.